PERTEMUAN KETIGA CB AGAMA

Kegiatan Hari Ketiga – 30 November 2017

Pada hari Kamis, 30 November 2017, kelompok kami yang beranggotakan 5 orang (Dodi Jaya Teguh, Fani Masturina, Mike Christ Heru, Roberto Nicolas, Steven Juniar) datang mengunjungi Masjid At-Taqwa Kemanggisan (Jl. Sakti IV No.8, RT.8/RW.9, Kemanggisan, Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480). Sebelumnya salah satu dari teman kita sudah melakukan perjanjian dengan sekertariat masjid disana. Masjid ini terletak di dalam perumahan dengan pura atau tugu selamat datang ketika kita akan memasuki perumahan tersebut, tugu tersebut menggunakan huruf-huruf arab yang menandakan keselamatan bagi semua umat manusia. Tugu tersebut juga menjadi identitas bahwa tugu tersebut merupakan bagian dari masjid At-Taqwa Kemanggisan. Masjid ini sangat besar sehingga tidak sulit untuk dicari.

Kami tiba di Masjid At-Taqwa sekitar pukul 14.00 siang WIB. Ketika tiba di sana kondisi masjid sangat adem dan juga cukup ramai. Kemudian kami menuju ruang kesekertariatan untuk melangsungkan wawancara dengan pemuka agama di masjid tersebut.

ada beberapa banyak hal yang kami pelajari dari beliau berikut ringkasan yang dapat kami simpulkan:

1. Kemanusiaan adalah rasa yang dimiliki seorang manusia terhadap manusia yang lain, perasaan ini lebih menuju pada hal yang positif dan penuh rasa kasih kebaikan. Disisi lain kemanusiaan adalah rasa saling peduli dan saling menyayangi. Tentu rasa kemanusiaan wajib dimiliki oleh semua manusia, tidak ada manusia yang tidak boleh tidak memiliki rasa kemanusiaan,bukankah kita manusia? jika manusia tidak memiliki rasa kemanusiaan lalu disebut apakah manusia tersebut?

2. Permasalahan sosial maupun politik di Indonesia memang sedang sangat panas namun hal tersebut bukanlah alasan yang logis bagi kita untuk turut memecahkan persatuan. Sikap intoleransi dan radikalisme yang menjamur memang seolah-olah menjadikan alasan sesorang untuk menjadi intoleransi namun hal tersebut tidak dibenarkan. Dalam agama Islam maupun agama lain tidak pernah ada ajaran untuk memulai kebencian. Peperangan pada masa Nabi Muhammad SAW adalah peperangan yang tidak dapat dielakkan dan sudah menjadi takdir Allah SWT. Kedamaian dan kerukunan saat ini adalah cerminan suatu kemajuan beragama. “Untukkulah agamaku dan untukmulah agamamu”, tidak ada yang perlu disangkan kebenarannya jika benar tidaknya hanya membawa mudharat ketimbang kebaikkan, bukankah damai dan rukun itu lebih indah?

3. Menjadi insan yang baik dan berbudi adalah kewajiban, semua agama mengajarkan hal tersebut. Peperangan di timur tengah memang sudah dipicu dari segala segi, bukan dari agama lagi. Itu sejarah namun untuk bentuk kejahatan semacam ISIS memang sudah ditekankan bahwa tidak mungkin suatu agama mengajarkan untuk saling membunuh atau menyakiti orang lain. Justru agama seharusnya menuntun kita untuk menjadi sebaik-baiknya manusia. Hal inilah yang harus di kritisi remaja saat ini. Bahwa kejahatan itu bisa dari segala aspek, bukan dari agama apalagi Tuhan.

4. Indonesia sangat beragam, ada banyak orang yang tinggal di Indonesia, negri ini tidak akan merdeka jika harus mengkotak-kotak manusia berdasarkan agama, ras, suku atau budayanya. Indonesia tidak akan punya waktu untuk merdeka.

5. Anak-anak muda saat ini tidak boleh apatis terhadap NKRI. karena anak-anak muda lah yang akan membawa negri ini jauh berlabuh. Perbedaan bukanlah masalah, namun solusi untuk suatu masalah. Toleransi itu penting, Indonesia lahir karena toleransi. Bangunlah jiwa gotong royong menjadi budaya bangsa.

6. Agama adalah pedoman manusia untuk menjadi lebih baik, mengatur hidup manusia dalam kedamaian dan ridha Allah SWT., namun jika agama memang sulit untuk menciptakan kedamaian dan persatuan, maka ada kekeliruan dalam ilmu agama yang seseorang pelajari. Sebab tidak ada satupun agama yang memperbolehkan kebencian. Kebencian terhadap apapun. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216). dan ayat mengenai perbedaan “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al Hujarat: 13).

Ada banyak pelajaran yang kami dapatkan selama melakukan sesi interview dengan bapak Haji Abdul Rochmi, karena beliau menjelaskannya secara terperinci dan juga memiliki pandangan yang luas mengenai Indonesia, kemanusiaan, dan agama. Sesi interview diakhiri dengan foto Bersama:

dan berikut cuplikan video yang kami sertakan agar mendapatkan gambaran apa saja yang sudah dijelaskan meskipun semua ilmu tidak dapat kami ringkas dalam blog ini

video 1 : https://drive.google.com/open?id=1SWHoAs6-fZxNzbhNFlHWaLKW8qc8VdMJ
video 2 : https://drive.google.com/open?id=13C1NtxjVPkrXBHDARFvwoMmOUtgaqJS-
video 3 : https://drive.google.com/open?id=1uYEYi5rDq1IjuPnCU-5Dxk9Jy6yJAC5z